TITRASI DIAZOTASI

 https://youtu.be/LATeogbA61Y

Komentar

  1. Berdasarkan video yang disajikan Delma dijelaskan bahwa indikator yang digunakan pada proses diazotasi sulfanilamid tersebut adalah indikator luar/eksternal yaitu berupa larutan kanji iodida. sedangkan berdasarkan jurnal yang saya peroleh, disebutkan bahwa pada proses diazotasi/nitrimetri sulfanilamid menggunakan dua indikator yaitu indikator dalam berupa tropeolin OO digunakan saat pembakuan/standarisasi NaNo2 dan metilen blue sebagai pengontras warna, sedangkan indikator luar berupa kanji iodida. indikator dalam tersebut digunakan saat pembakuan/standarisasi NaNo2. Pertanyaan saya, Mengapa pada penjelasan penyaji, tidak menggunakan indikator dalam? Bagaimana pengaruhnya terhadap hasil titrasi?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sebelumnya perlu diketahui bahwa pada proses diazotasi sulfanilamid, terdapat beberapa tahapan yang meliputi pembakuan/standarisasi larutan NaNO2, diazotasi sulfanilamid, dan jumlah pengukuran larutan NaNO2 yang terpakai. Pada tahap pembakuan/standarisasi NaNO2, digunakan indikator dalam seperti tropeolin OO untuk mengetahui titik akhir reaksi. Sedangkan pada tahap diazotasi sulfanilamid, digunakan indikator luar berupa larutan kanji iodida untuk mengetahui titik akhir reaksi.

      Kemungkinan penyebab mengapa pada penjelasan penyaji hanya menyebutkan penggunaan indikator di luar berupa kanji iodida adalah karena fokus penjelasannya hanya pada tahap diazotasi sulfanilamid dan pengukuran jumlah larutan NaNO2 yang terpakai. Penjelasan mengenai penggunaan indikator dalam mungkin dianggap kurang relevan atau tidak diperlukan dalam konteks penjelasan tersebut.

      Penggunaan indikator dalam pada tahap pembakuan/standarisasi NaNO2 sangat penting untuk memastikan bahwa larutan NaNO2 telah mencapai titik ekivalen atau titik akhir reaksi dengan tropeolin OO. Jika tidak menggunakan indikator dalam, maka pengukuran jumlah larutan NaNO2 yang dipakai dapat menjadi tidak akurat dan berpengaruh pada hasil titrasi.

      Karena itu, penggunaan indikator dalam pada tahap pembakuan/standarisasi NaNO2 harus tetap dilakukan dengan hati-hati untuk memastikan akurasi dan keakuratan hasil titrasi pada tahap selanjutnya yaitu pada tahap diazotasi sulfanilamid.

      Hapus
  2. pada penjelasan Delma, prosedur titrasi yang dilakukan yakni setelah sampel ditambahkan pelarut air dan asam klorida, sampel tersebut didinginkan hingga suhu 5 derajat celcius hingga kemudian dititrasi dengan natrium nitrit, dengan indikatornya berupa indikator luar yakni kanji iodida. Sedangkan pada referensi lain yang saya temukan, yakni dengan judul "PENGARUH METODE ANALISIS TABLET PARASETAMOL TERHADAP NILAI AKURASI", yang mana pada jurnal ini menjelaskan mengenai penentuan kadar parasetamol menggunakan metode titrasi diazotasi. Dimana pada jurnal ini dijelaskan sebelum proses titrasi pada sampel dilakukan, sampel tersebut terlebih dahulu ditambahkan KBr, dan langsung ditambahkan indikator dalam berupa tropeolin OO dan metilen biru. Mengapa bisa terdapat perbedaan prosedur dan komponen yang digunakan dalam proses titrasi diazotasi kedua sampel ini?

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. jadi kBr ini digunakan supaya suhunya tetap rendah. pada jurnal yang saya gunakan tidak digunakan kBr karena sudah didinginkan hingga suhu 5 celsius.
      Perbedaan dalam prosedur titrasi diazotasi yang digunakan pada kedua sampel dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti tujuan analisis, jenis sampel, bahan kimia yang tersedia, dan sebagainya.

      Pada kasus pertama, yang dilakukan adalah analisis kuantitatif sulfanilamid dengan menggunakan teknik titrasi diazotasi. Tujuan dari analisis ini adalah untuk menentukan konsentrasi sulfanilamid dalam sampel dengan menggunakan larutan natrium nitrit sebagai titran dan kanji iodida sebagai indikator luar. Sampel dalam penjelasan tersebut adalah sulfanilamid.

      Sedangkan pada kasus kedua, yang dilakukan adalah analisis kuantitatif parasetamol dengan menggunakan teknik titrasi diazotasi. Tujuan dari analisis ini adalah untuk menentukan konsentrasi parasetamol dalam sampel dengan menggunakan larutan natrium nitrit sebagai titran dan indikator dalam seperti tropeolin OO dan metilen biru. Sampel dalam jurnal tersebut adalah tablet parasetamol.

      Kedua metode titrasi tersebut memiliki perbedaan dalam penggunaan indikator. Pada kasus pertama, hanya menggunakan indikator luar yakni kanji iodida untuk menentukan titik akhir reaksi. Sedangkan pada kasus kedua, digunakan indikator dalam seperti tropeolin OO dan metilen biru untuk mengetahui titik akhir reaksi pada tahap standarisasi larutan NaNO2 dan diazotasi.

      Perbedaan tersebut dapat disebabkan oleh karakteristik masing-masing senyawa yang dianalisis serta kebutuhan dan tujuan analisis yang berbeda-beda. Oleh karena itu, sangat penting untuk memilih dan mengoptimalkan metode analisis yang tepat sesuai dengan tujuan dan karakteristik sampel yang dianalisis

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini